Dr Kruszelnicki memiliki penjelasan sederhana mengenai misteri Segitiga Bermuda
Segitiga Bermuda. Sebuah area yang membentang lebih dari 700.000 km dari Florida, Puerto Rico dan Bermuda, telah lama menjadi teka-teki yang membingungkan bagi para ilmuwan. Dalam 100 tahun terakhir dikabarkan setidaknya 1000 manusia, 20 pesawat dan 50 kapal telah hilang secara misterius.
Namun ilmuwan Australia Dr Karl Kruszelnicki mengatakan bahwa tidak ada misteri yang harus dipecahkan karena insiden tersebut kemungkinan disebabkan oleh kesalahan manusia.
"Menurut lembaga asuransi Lloyd of London dan penjaga pantai AS, jumlah pesawat yang hilang di Segitiga Bermuda sama dengan di manapun di dunia secara persentase," kata Dr Kruszelnicki.
"Tempatnya dekat dekat katulistiwa, dekat dengan bagian dunia yang kaya, Amerika, oleh karena itu memiliki banyak lalulintas."
Wilayah Segitiga Bermuda merupakan salah satu jalur pelayaran yang paling banyak dilalui didunia, kapal-kapal melintas untuk menuju pelabuhan di Amerika, Eropa dan Karibia.
Misteri yang menyelimuti daerah itu tumbuh di abad 20 dengan hilangnya banyak pesawat dan kapal laut selama beberapa dekade.
Pada tahun 1918, USS Cyclops - sebuah kapal besar yang memasok bahan bakar untuk armada Amerika pada Perang Dunia I, penuh muatan berat saat berlayar dengan 309 orang didalamnya. Setelah gagal tiba di Baltimore dari Barbados, tim pencari menelusuri kembali rutenya namun tidak pernah ditemukan. Dua kapal sejenis Cyclops menghilang di sepanjang rute yang sama pada tahun 1941.
Kisah Segitiga Bermuda semakin melegenda setelah Flight 19 - penerbangan yang terdiri dari 5 pesawat pembom TBM Avenger Torpedo Bomber berangkat dari Stasiun Angkatan Udara AS di Florida untuk misi pelatihan rutin lenyap beserta 14 awaknya pada 5 Desember 1945.
Sebuah pesawat ampibi Martin Mariner dengan 13 orang awaknya dikerahkan untuk mencari pesawat-pesawat tersebut, namun regu penyelamat itupun juga ikut lenyap.
Sampai hari ini, tidak ada mayat atau puing-puing pesawat tersebut ditemukan meski telah dilakukan pencarian besar-besaran di laut dan darat.
Tapi Dr Kruszelnicki - yang juga penulis The Doctor yang didasarkan pada "pencariannya untuk menggali kebenaran ilmiah" - mengatakan bahwa ada sebuah penjelasan sederhana.
"Mereka lenyap tanpa jejak lalu pesawat lain yang dikirim untuk mencarinya juga ikut lenyap.. (jadi beberapa orang menganggap) ini pasti ulah alien," katanya.
"(Tapi) ada satu orang yang berpengalaman, yang lainnya tidak berpengalaman. Cuaca tidak cerah, ombaknya 15 m."
Dr Kruszelnicki mengatakan bahwa pemimpin Penerbangan 19 Letnan Charles Taylor diperintahkan untuk pergi ke barat tapi malah memilih untuk terus terbang ke timur.
"Jika Anda membaca transkrip radio, beberapa pilot junior berkata, 'Mengapa kita tidak terbang ke barat?', Dan pilot tersebut berkata, 'Mengapa kita tidak terbang ke timur?'" katanya, menyarankan karena Letnan Taylor yang bertanggung jawab atas nasib penerbangan.
(Letnan Taylor) terbang dengan mabuk, terbang tanpa jam tangan, dan di masa lalu pernah dua kali dilaporkan terbang salah arah dan tersesat. Pesawat penyelamat yang dikirim lalu lenyap sebenarnya meledak, Jadi itu semua bukannya lenyap tanpa jejak. [news.com.au]
Namun ilmuwan Australia Dr Karl Kruszelnicki mengatakan bahwa tidak ada misteri yang harus dipecahkan karena insiden tersebut kemungkinan disebabkan oleh kesalahan manusia.
"Menurut lembaga asuransi Lloyd of London dan penjaga pantai AS, jumlah pesawat yang hilang di Segitiga Bermuda sama dengan di manapun di dunia secara persentase," kata Dr Kruszelnicki.
"Tempatnya dekat dekat katulistiwa, dekat dengan bagian dunia yang kaya, Amerika, oleh karena itu memiliki banyak lalulintas."
Wilayah Segitiga Bermuda merupakan salah satu jalur pelayaran yang paling banyak dilalui didunia, kapal-kapal melintas untuk menuju pelabuhan di Amerika, Eropa dan Karibia.
Misteri yang menyelimuti daerah itu tumbuh di abad 20 dengan hilangnya banyak pesawat dan kapal laut selama beberapa dekade.
Kapal The USS Cyclops |
Kisah Segitiga Bermuda semakin melegenda setelah Flight 19 - penerbangan yang terdiri dari 5 pesawat pembom TBM Avenger Torpedo Bomber berangkat dari Stasiun Angkatan Udara AS di Florida untuk misi pelatihan rutin lenyap beserta 14 awaknya pada 5 Desember 1945.
Sebuah pesawat ampibi Martin Mariner dengan 13 orang awaknya dikerahkan untuk mencari pesawat-pesawat tersebut, namun regu penyelamat itupun juga ikut lenyap.
Sampai hari ini, tidak ada mayat atau puing-puing pesawat tersebut ditemukan meski telah dilakukan pencarian besar-besaran di laut dan darat.
Tapi Dr Kruszelnicki - yang juga penulis The Doctor yang didasarkan pada "pencariannya untuk menggali kebenaran ilmiah" - mengatakan bahwa ada sebuah penjelasan sederhana.
"Mereka lenyap tanpa jejak lalu pesawat lain yang dikirim untuk mencarinya juga ikut lenyap.. (jadi beberapa orang menganggap) ini pasti ulah alien," katanya.
"(Tapi) ada satu orang yang berpengalaman, yang lainnya tidak berpengalaman. Cuaca tidak cerah, ombaknya 15 m."
Dr Kruszelnicki mengatakan bahwa pemimpin Penerbangan 19 Letnan Charles Taylor diperintahkan untuk pergi ke barat tapi malah memilih untuk terus terbang ke timur.
"Jika Anda membaca transkrip radio, beberapa pilot junior berkata, 'Mengapa kita tidak terbang ke barat?', Dan pilot tersebut berkata, 'Mengapa kita tidak terbang ke timur?'" katanya, menyarankan karena Letnan Taylor yang bertanggung jawab atas nasib penerbangan.
(Letnan Taylor) terbang dengan mabuk, terbang tanpa jam tangan, dan di masa lalu pernah dua kali dilaporkan terbang salah arah dan tersesat. Pesawat penyelamat yang dikirim lalu lenyap sebenarnya meledak, Jadi itu semua bukannya lenyap tanpa jejak. [news.com.au]
Torpedo Bomber # 28, pesawat utama Flight 19, yang lenyap pada 5 Desember 1945 |
COMMENTS